Ke-7 desa yang terindikasi terserang
demam berdarah tersebar di sekitar Candi Borobudur. Yakni, Desa
Tuksongo, Tanjungsari, Karangrejo, Bumiharjo, Ngargogondo, Wanurejo, dan
Borobudur.
“Dari tujuh desa tersebut, warga Desa
Tuksongo yang paling banyak ditemukan. Ada sembilan 9 orang terkena
penyakit demam berdarah,” kata Pegawai Program DBD Puskesmas Borobudur
Wiwik Widayati kemarin (10/5).
Ia menyatakan, secara keseluruhan
penderita yang positif terkena demam berdarah sejak Januari 2015
mencapai 31 orang. Jumlah itu menyebar di tujuh desa tersebut.
Data terakhir, di Dusun Bejen,
Wanurejo ada empat orang, yaitu tiga anak-anak dan satu orang dewasa. Di
Dusun Bejen, petugas juga menemukan beberapa genangan air yang dipakai
warga merendam kayu. Di situ, ditemukan jentik nyamuk yang cukup banyak.
“Warga melalui kadus (kepala dusun),
kami sarankan selalu membersihkan genangan air. Tidak hanya yang di
luar, tetapi juga di dalam rumah. Sedangkan genangan air yang ada
jentiknya sudah diberi Abate,” jelasnya.
Kepala Staf Bidang Pengendalian Penyakit
dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang
Wawan Diyanta mengaku, sudah melakukan penyemprotan atau fogging. Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang terus melakukan upaya pemutusan penularan penyakit yang membahayakan dengan melakukan fogging. Tujuan fogging untuk memutus penularan virus dari nyamuk demam berdarah.
”Wilayah yang kami lakukan penyemprotan berdasarkan data dan laporan Puskesmas Borobudur,” jelasnya.
Ia mengatakan, data fogging bersumber survei epidemologi yang dilakukan pihak Puskesmas Borobudur. Meski melakukan fogging,
keberadaan penyakit demam berdarah belum bisa dipastikan berasal dari
wilayah ini. Ada beberapa penyebab yang harus dipahami soal sumber
penyakit demam berdarah. Ternyata, bisa juga penderita demam berdarah
masih berstatus bersekolah atau kerja di wilayah lain.
“Bisa juga penularan berasal dari tempat mereka beraktivitas,” katanya.
Sementara, Kadus Bejen, Wanurejo Mintoro
mengakui, selama ini masyarakat kurang memperhatikan adanya genangan
air. Ia berupaya akan lebih memperhatikan penyebab merebaknya penyakit
tersebut.
“Kami upayakan melakukakan kebersihan
lingkungan dengan kerja bakti bersama warga untuk mencegah merebaknya
nyamuk demam berdarah ini. Kalau perlu seminggu sekali,” katanya.(ady/hes/ong)
sumber : radarjogja.co.id
Posted by 19.09 and have
0
komentar
, Published at